FIKTIF
“Apakah selamanya politik itu kejam, apakah selamanya politik itu kejam.” Suaranya nyaring melantunkan lagu favoritnya itu. Hebat,pikirku. Tanpa kedua matanya ia bisa memainkan gitar itu dengan apik. “Penjilat, penindas, pengecut, memperkosa hak-hak sewajarnya” lanjutan bait sang penyanyi itu. “Permisi.” Seorang penumpang menyenggolnya. Tapi ia nampak tak terganggu, sang penyanyi itu terus melanjutkan nyanyiannya. Seiring dengan lantunan suaranya angan ku terbang melayang mencari-cari peristiwa yang mungkin terjadi.